Puisi

Puisi Teguh Tri Fauzi

Seperti Perjalanan Isra-Miraj:
Perdamaian dan Peperangan Terekam Album Semesta

Ketika malam itu
Tuhan menghentikan gerak ruang, menjeda putaran waktu
dan memindahkan jiwa matahari ke dalam salah-satu tubuh hambaNya
Bersinarlah Ia di muka kegelapan menyaingi bulan dan bintang:
bersama pelayannya, Ia berziarah kepada para leluhurnya
dengan menaiki hewan sakti-mandraguna menempuh tujuh puncak
langit ilahi yang luas terbentang cahaya

Setengah perjalanannya, di galaksi maha luas, ia bertemu dengan para leluhurnya
terjadilah dialog panjang mengenai dasar-kunci-puncak ilmu-pengetahuan
Ia mencatat poin-poin bagaimana kesalahan mereka semasa memaknai hidup:
hadirlah kitab-kitab prosesi pertama perdamaian di Bumi setelah bertahun-tahun silam timbul-tenggelam perang dan
kehancuran.

Sesampainya ia di puncak langit ilahi
Tuhan membuka rahasia rekaman album semesta untuknya:
perdamaian dan peperangan di dalam kehidupan tak ada bedanya
Ia melihat sendiri bagaimana album semesta bekerja.

Bayangan Masjidil-Aqsa

Pada akhirnya adalah dendam: kekusaan manusia berlanjut
dari masa ke masa, membentuk percikan api perselisihan
di kelopak matanya, mencari situs jejak-tapak sejarah

Sewaktu datang bencana, berjuta-juta manusia mengutuk cinta
menembak langit dengan kata-kata, bermuara-lah berbagai doa
dari yang sunyi menjadi bunyi: letusan-letusan mahadahsyat di dalam diri

Tibalah pada pengembaraan kosongnya hidup: bermula dari nol, kembali pada nol!.

Cermin Masjidil-haram

Pada mulanya adalah cinta: dua manusia mengukir bumi
dengan pahat akal-pikiran dan dipukul perlahan kalbu-perasaan
oleh jari-jari tangannya yang kecil

Ketika Bumi telah terukir dan tertata, tumbuhlah dendam
di dalam jiwanya: sebagian manusia lenyap dihantam badai irama semesta,
sebagian manusia bertahan dan berlindung dalam naungan doa

Sampailah pada perjalanan-panjang selanjutnya, berjuta-juta manusia menanam hasrat
untuk mengukir Bumi bersama-sama: memahat gunung, menimbun lautan,
menunggu tiba kembali pada mulanya. Cinta.

 

Teguh Tri Fauzi lahir di Bogor 20 Oktober 1998. Menyenangi dunia  pertanaman,  pembacaan,  penulisan, dan menyenangi permainan bersembunyi di tempat yang terang: dengan bahasa lain, selalu memikirkan akan sampai di mana dan bagaimana fenomena labirin kehidupan. Untuk mengenal lebih dekat, walaupun kenyataannya masih berjauhan, bisa kunjungi akun Instagram: Teguh_trifauzi dan ruang ajaib Whatshap: 085887932974. Begitu.

Leave a Reply