Puisi M. Essage
BIOGRAFI, 1
Kesalahanku adalah prasangkaku kepadamu
sayap-sayap sekelompok elang yang mendekat merayu
berkepak menemani cakar kakinya yang memburu
lihat, paruhnya yang melengkung itu
siap mencabik-cabik dadamu
tak ada darah tapi sayatan-sayatan kuku
mampu mencabut utuh hatimu
“Jangan berlebih memandang sekitarku
biarkan sekelompok elang itu mendekatku
sudah kusiapkan senjata dengan seribu peluru”
Tapi kesalahanku tetap saja berprasangka kepadamu
inginku kata jadi peneduh kalbu
mauku jadi tangan mendekap jalanmu
selalu saja ada yang mampu buatku mengayunkan ragu
“Bila masih saja berselimut sangsi
mengucur keringat penuhi bara emosi
tak akan ada guna kau tiap waktu bicara
tentang taman katresna yang dipuja-puja
malu lah pada setiap kata
berucap menuliskan sayang yang tak kenal jeda”
Kesalahanku memang sungguh terlalu
andai ia berkeluh kesah pada setiap angin yang mendesau itu
kupastikan seluruh alam mengejekku
teramat janggal melihat mataku suka diburamkan cemburu
Pagiyanten, 2 April 2022
BIOGRAFI, 3
Semalam aku pulang selepas kita berbincang
pertengkaran itu jadi kerikil berbatu, sayang
tajam kata menyeru
menikam jantung kijangku
Jangan mati, katresnaku
selepas kita bertengkar di malam membiru
aku menggelepar dicabik-cabik rindu
barangkali kau tertawa akhirnya
suruh siapa menghentak suara
lupa api sudah membara
lupa api menghanguskan sukma
aku hitam abu
mengotori ragamu
Pagiyanten, 2 April 2022