Puisi Faris Al Faisal
AYAH DAN ORKES LAMA ITU
Ayah adalah pemain orkes, yang masih setia
yang terkadang ditertawakan karenanya
Ayahku duduk di masa lalunya, bersandar
pada ingatannya yang tak pudar
Rentak kakinya berirama, membuat panggung
sendiri di beranda yang tak berpayung
Malam itu ia memeluk akordeon, memandang
awan hitam menebal menutupi bintang
Ia memainkan lagu-lagu, syahdu terkenang
sayu terbang dibawa melayang
Dan angin tak ubahnya dengan udara dingin, gigil
yang tak mampu untuk memanggil
Nyanyian itu telah kering, kemarau menguap
menyusutkan susunan nada yang terus lesap
Tak lagi terdengar sorak sorai, penonton pulang
membawa cerita pertunjukan yang malang
Tangga panggung pun lapuk, lampu-lampu
dan alat musik ke ruang tunggu
Tapi kapan, orkes lama itu
menghidupkan lagi nyanyian rindu
Indramayu, 2020
POTRET ZALLUMY
0
Aku telah memotretmu Nak, mengabadikan senja
yang jatuh di pipimu, memerah menahan malu
1
Seekor kupu-kupu hinggap di rambutmu, begitu
indah bagi dunia, beranjak ke hari remaja
2
Pada mulut kecilmu, warna pelangi melengkung
tersenyum, tumpuan kembang mekar
3
Pandangan pun mengulur kagum, keliling wajah
dan dua bola mata, kerdip cahaya gemintang
4
Tangan-tanganmu membangun surga, butir-butir
pasir putih, melimpahi bening hatimu
5
Seperti teluk, aku masih ingin memeluk,
saat nanti dermaga melepas kita dengan sejuk
Indramayu, 2020