Dendam yang Selesai Sejak 1965
Karya: Ranang Aji SP satu Hari Selasa siang dia berjalan tergesa di antara saluran air di pinggiran kota yang sepi.
Baca SelengkapnyaKarya: Ranang Aji SP satu Hari Selasa siang dia berjalan tergesa di antara saluran air di pinggiran kota yang sepi.
Baca SelengkapnyaKarya: Mufti Wibowo Tak ada keramat bagi Bawor. Dia bukan sebongkah asteroid bernyawa yang tak tersaring atmosfer yang tiba-tiba bercokol
Baca Selengkapnyakarya Risen Dhawuh Abdullah Tidak bisa kubayangkan bagaimana jika nanti Liza benar-benar berangkat. Semalam kami berdebat hebat, mempermasalahkan keinginannya. Ia
Baca Selengkapnyakarya Adi Zamzam Suara gemuruh itu mengagetkan Nono yang tengah memunguti perangkap kepiting yang ia pasang kemarin sore. Kedua matanya
Baca SelengkapnyaKarya: Adi Zamzam Deretan kursi tamu undangan ternyata sudah hampir penuh terisi oleh beberapa camat, kepala desa, dan para staf
Baca SelengkapnyaDesimulakrum Karya Benny Arnas DAN KEMBALI bulu kudukku berdiri. Lamat-lamat keringat menyeruak dari pori-pori. Jarak antardegup jantungku makin rapat. Kerongkonganku
Baca SelengkapnyaCerpen Pipiek Isfianti Minggu yang menyengat, seperti biasa. Seperti biasa pula, Meli masih terkapar di tempat tidur. Sinar mentari yang
Baca SelengkapnyaCerpen Nadjib Kartapati Z. Kepulanganku ke Indonesia kali ini disambut Ibu dengan rasa bahagia. Bertahun-tahun kerja, aku membawa cukup uang
Baca Selengkapnya“Nanti malam, berkumpullah di puncak bukit Apel. Akan aku ajari saudara-saudara bagaimana memasang perangkap itu!” kata Kepala Kampung dengan suara
Baca SelengkapnyaTokoh Kamu masih duduk lemas. Tangan kanannya menggenggam gadget, dan ibu jarinya memain-mainkan layar. Matanya kosong. Tokoh Kamu seperti menunggu
Baca Selengkapnya