Puisi Adi Zamzam


Ngapati*
 
Hari ini kelok arus nasibmu kami doakan menuju hilir yang baik
Dengan empat rupa lauk jadi bekal menemani nasi
Tamu undangan pun sibuk menghayati
Nasib yang sudah dan akan dijalani
Samar-samar lalu saling mengamini
Nasibmu dan nasib kami sendiri

Setelah pulang kami berharap orang-orang kenyang
dalam bahagia melupakan
nasib yang samar-samar pula
Supaya lebih keras lagi berusaha
Tak peduli berapa kali berputar layar
Untuk sampai ke pulau tujuan

Kau mulai bisa mencium aroma kami dalam empat bulan umurmu
Di matamu kami kelebat bayang di balik kelambu
Nadimu sejantung denyut cintaku
Kau sambut dan terima dalam temaram kamar
Hingga kau kunamai separuh jiwa
yang ikut merasakan apa yang kami rasakan

Meski tumbuh di dalam benteng kokoh kami
Kau adalah sempalan nasib kami yang memilih jalan sendiri
Dan kini kami mintakan garis lukis
Untukmu dan kami
Seraya merenungkan samar-samar nasib sendiri
Dalam doa nan hening mengangkasa sunyi
*Selamatan empat bulan janin dalam kandungan
Demak, 2019.
 


Tedhak Siten*

O, anak adam
Aku ibumu, aku tanahmu
Akulah tempat kau berjalan
Untuk kuantar kau ke penjuru dunia
Lalu kembali pulang ke rumah

O, anak adam
Aku ibumu, aku gurumu
Akulah yang menuntunmu sedari goyah
Demi kau tegak menjejak tanah
Sampai tidur tenang di dalamnya

O, anak adam
Aku ibumu, aku rumahmu
Akulah yang melindungimu
Sejak kau belum tahu bahaya
Hingga kau mengenal dan berusaha lari darinya

O, anak adam
Aku ibumu, aku pelayanmu
Kubesarkan kau sepenuh jiwa
Tanpa peduli kau balas dengan apa
Atau kau perlakukan bagaimana

O, anak adam
Aku ibumu, aku pelukismu
Kulukis kau sepenuh hati
Dengan berkali tangan patah
Dengan berkali hati retak

O, anak adam
Aku ibumu, aku pijakanmu
Meski kau injak setiap hari
Atau melupa di mana kau berada
Tetap kutinggikan kau seumur hidupmu

O, anak adam
Pernahkah kau merasa tak memiliki ibu?
Terlunta-lunta meski cukup makan
Seolah dunia bukanlah tempat tepat
Lalu kau ingin kembali ke rahim cinta

O, anak adam
Jika dalam kepalamu ada deras yang bermuara dari dada
Hilirkanlah ke rumah bunda
Yang seluas samudera
Yang semua ombak akan reda ke pantainya

*Upacara menyambut si anak turun ke tanah
Jepara, 2019.

Tinggalkan Balasan