Puisi Sri Penny A.H.

RINDU BERPAGAR

Sudah sekian pekan

Rentetan rindu ini cukup aku sekap dalam ruang gelap

Larik-larik rindu pun cukup aku jeruji dalam kamar tak berpenghuni

Sajak-sajak beraroma rindu pun harus aku larung jauh-jauh ke dalam laut tak bermuara

 

Sudah sekian bulan

Anyaman rindu ini kian rumit

Bak jantung terhimpit dua serambi kanan dan kiri

Laman-laman putih ini berisi bai-bait rindu harus aku tutup tanpa diminta

 

Entah sampai kapan persoalan rindu ini terurai

Sajak rindu belum usai lahir bait sendu

Larik rindu belum terurai

Hadir sajak luka karena menahan rindu

Semua  membisu

Tak ada yang kan bicara

Tak ada yang bisa menyelsaiakan persoalan rindu ini

Haruskah aku harus bicara dengan kertas putih ini tanpa pemegang pena

Haruskan aku berterikan dengan spidol hitam ini tanpa sapaan

Haruskan aku biarkan kekosongan ini merajai hati dan hidupku

 

Entah kepada entah berantah

Gundahku semkain menggulana

Resahku semakin bikin ucapku penuh serapah

Waktu ayo jawab

Kapan kau bisa menyelsaikan rindu ini

Aku sudah rindu mereka yang selalu menatapku tiap pagi

Aku sudah tak kuasa menahan jumpa pada mereka yang menunggu satu eja dariku

Waktu lekas pertemukan dengan jantung pengetahuanku

Grobogan, 29 Juli 2020 21.52

NEGERIKU PINCANG

Sesudah membuat maklumat

Ketok palu wajib sepakat

Kemudian hengkang sambil melenggang

Selalu begitu

Rakyat di larang menggugat

Taat patuh adalah kewajiban

Apa yang bisa kita perbuat selain kata menurut

Tak pedulikan kita terseok seok

Jatuh bangun

Bermandikan peluh

Demi satu kata patuh

Awas saja jika kau semena kepada kami

Kami akan mengepalkan tangan

Bergerak menyerang dengan keberanian

Terlalu letih atas semua keputusanmu

Terlalu gerah atas semua prakarsamu

Kami semua kau jadikan boneka

Bebas kau buat obyek serakahmu

Rakyat kau buat main-main

Peraturan kau buat ugal-ugalan

Negeri macam apa ini

Jika tak pernah ada ujung pangkalnya  setiap ada permasalahan

Tak pernah ada titik temu jika saling beradu

Negeriku semakin sakit

Semakin rumit

Menyebalkan jika selalu diungkit

Rezim bobrok

Kasta perut

Hierarki busuk

Selalu bikin rakyat kerasukan

Ratu adil datanglah

Libas tindas segala keonakan di muka bumi ini

Selamatkan negeriku dari penghuni-penghuni picik dan licik ini

Sembuhkan sakit negeriku ini

Agar rakyat bukan obyek kegagalan memimpin mereka

Purwodadi, 30 Juli 2020

 

CINTAKU DI BATAS SENJA

Tergopoh aku dalam lingkaran senja

Menata rasa membalut luka

Senja kala itu menyisakan luka

Di antara peron itu kata terucap sudah sepenggal

Setiap larik ucapmu serasa hambar

Tatapan matamu Nampak gusar

Aku biarkan sajak luka ini menganga di setiap peron statsiun ini

Aku biarkan waktu menggelangi rasaku

Sirene mulai terdengar

Masih kulihat wajahmu terpapar sangar

Tak ku lihat secuil pun rasa cinta yang tlah lama bersandar

Hilang bersama gelegar Guntur kemarin sore

Senja darimu aku banyak tahu

Arti indah dan terluka

Grobogan, 5 Agustus 2020

REMBULAN

Ada yang setia dalam pekat

Menebar hakikat tanpa bisa di sekat

Berlayar melingkupi semesta tanpa bisa dikejar

Menjauhkan segala penat

Kaukah itu rembulan yang hadirmu dinanti manusia sejagat

Kemilau cahayamu menentramkan jiwa

Cahaya teduh yang tak bisa ditawar

Grobogan, 5 Agustus 2020

COVID MENGGERUS AGUSTUS

Kibaran merah putih tlah dibentangkan

Satu Agustus adalah kesaksian awal

Bahwa kita sebagai bangsa tak pernah abai

Prasasti merdeka ini

 

Bendera umbul-umbul terpasang di segala penjuru tanah air

Menjamur bak kerumunan lebah yang keluar dari sarangnya

Sorak sorai menyambut Agustus tak pernah putus

 

Gempita perayaan

Segudang sambutan telah dipersiapkan

Bejibun lomba virtual pun di galakkan

Sebagai wujud cinta

Sebagai bukti rasa

Sebagai ikrar bangsa bahwa kita tlah merdeka

Dan akan tetap mempertahankan kemerdekaan

 

Namun semua terasa hambar

Karena semua harus terhalang

Ditahan, dibatasi

Merdeka yang kusebut serasa di jeruji

Semua hal ikhwal harus di pangkas

Mengalah demi covid

Menyerah karena corona

Corona tlah merampas perayaan

Covid menghimpit ingin

 

Tapi rasa nasionalisme tak akan berkurang meski corona menghadang

Aku akan membuktikan bahwa Indonesia kan tetap merdeka meski corona di depan mata

Bangsaku akan tetap jaya meski covid mencubit

Bangsaku kita simpan segala perayaan nyata

Kita gemakan merdeka meski tak bertemu raga

Merdeka tetap nyata adanya

Semoga corona segera sirna

Grobogan , 5 Agustus 2020

BULAN MERAH PUTIH

Agustus mengutus Kepada seluruh anak negeri

Agustus menitahkan  rakyat Indonesia harus tetap merdeka

Agustus berkata jangan sampai rakyat Indonesia terhalang  untuk menyuarakan kata merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka

Agustus berpesan agar kemerdekaan ini jangan hanya kenangan

Jangan hanya euphoria tahunan yang berakhir tanpa makna

Napak tilas sejarah bahwa kemenangan ini tak bisa dibeli dengan rupiah

Sebuah perjuangan yang bermandi darah kala itu

Tidak hanya harta benda  raga pun jadi taruhannya

 

75 tahun lalu

Agustus adalah bulan tercabutnya tangis

Bulan terbebasnya nafas dari jepitan tirani

Bulan terbebasnya rakyat Indonesia dari tipu daya Belanda

Agustus adalah adalah bulan yang menjadi saksi kemerdekaan yang tak pernah putus

 

Agustus berpesan di peringatan kemerdekaan ini sambutlah dengan suka cita

Buatlah parade merah putih

Buatlah barisan muda merah putih

Kibarkan merah putih setingi-tingginya

Dendangkan lagu kemenangan

Teriakkan kata merdeka di pelataran rumahmu

Di gang gang kumuh, di rumah-rumah mewah, di gedung –gedung megah, di setiap tempat, yang kamu lewati

Kepalkan tangan seraya berucap merdeka

Mari kita sambut

Kemenangan jiwa raga

Kebebasan hak dan wewenang  tanpa ada kata tapi

Sambut ulang tahun negeri ini dengan suka cita meski pandemi masih merajai negeri

Buktikan bahwa kita rakyat Indonesia akan menjaga merah putih sampai dunia ini di telan bumi

Kibarkan merah putihmu di seluruh penjuru pertiwi

Agar rakyat pribumi ini bisa lebih dalam mengagungkan bulan Agustus

Mengistimewakan Agustus sebagai bulan merah putih

Yoyakarta, Balairung, 8 Agustus 2020

 

Sri Penny A.H. adalah Ketua Bidang Sastra dan Fiksi Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG). Sehari-hari menjadi guru di MAN 1 Grobogan. Ia dikenal sebagai penulis dan pembaca puisi di berbagai even, baik lokal, provinsi, maupun nasional. Buku antologi puisinya yang telah terbit berjudul Perjalanan Diksi, Sehimpun Puisi 2013–2018 (Hanum Publisher, 2019).

Tinggalkan Balasan